Sumber: Biopix |
Jawawut merupakan jenis tanaman yang telah dibudidayakan sejak 5000 SM di Cina dan 3000 SM di Eropa. Tanaman ini diperkirakan berevolusi dari bentuk liar menggulma secara independen di berbagai tempat, mulai dari di Jepang sampai dengan di Eropa. Namun demikian, sangat mungkin tanaman ini pertama kali dibudidayakan di dataran tinggi di bagian tengah Cina dan kemudian menyusul dibudidayakan di tempat-tempat lainnya. Dewasa ini tanaman ini telah menyebar ke seluruh dunia, tetapi merupakan tanaman penting terutama di Cina, India, dan Eropa bagian tenggara.
Rumput semusim, merumpun rapat, tinggi 60-120(-175) cm. Perakaran rapat, dengan akar tunjang seperti kawat yang muncul dari buku paling bawah. Batang tegak, ramping, kadang-kadang bercabang, membentuk malai dari pucuk bagian bawah. Upih daun silindris, terbuka di bagian atas, panjang 10-15(-26) cm, gundul atau berambut jarang, lidah daun pendek, tepinya berambut panjang; helai daun lurus dengan ujung menajam, 16-32(-60) cm x 1,5-2,5(-4) cm, tulang daun tengah tampak jelas, terasa agak kasar bila disentuh. Perbungaan berupa malai menyerupai bulir, 8-18(-30) cm x 1-2(-5) cm, tangkai malai 25-30(-50) cm, tegak atau melengkung; sumbu berusuk dan bersilia, cabang samping tereduksi, terdiri atas 6-12 anak bulir hampir tidak bertangkai, masing-masing ditopang oleh 1-3 rambut kasar dengan panjang 3-14 mm. Anak bulir membulat telur memanjang, panjang kira-kira setengah dari panjang rambut kasar penopangnya, glume bagian bawah berurat 3, 1/3-1/2 panjang anak bulir, glume bagian atas berurat 5–7(–9), sama panjang dengan anak bulir. Bunga bagian bawah steril, bunga bagian atas hermaprodit, dengan lema bagian bawah berurat 5-7 dan panjang sama dengan panjang anak bulir, palea bagian bawah tidak ada atau sempit dengan panjang sampai ½ panjang lema, 2 ludikula, 3 benang sari, 2 putik dengan kepala putik menyerupai bulu. Buah (caryopsis) membundar telur melebar, panjang sampai 2 mm, terbungkus kuat oleh lema dan palea, kuning pucat sampai oranye, merah coklat, sampai hitam.
Jawawut merupakan bahan pangan penting di Asia, Eropa bagian tenggara, dan Afrika bagian utara, dimasak seperti halnya memasak beras menjadi nasi atau diolah terlebih dahulu menjadi tepung. Di India, jawawut terutama dimasak untuk bahan upacara agama. Di Cina dipandang sebagai makanan bergizi yang cocok untuk dikonsumsi oleh ibu-ibu hamil, orang-orang tua, dan anak-anak umur di bawah lima tahun. Di Rusia dan Myanmar, biji yang sudah dikecambahkan digunakan untuk membuat bir dan minuman beralkohol lainnya. Di negara-negara maju digunakan sebagai bahan pakan ternak unggas dan burung peliharaan. Di Indonesia jawawut digunakan sebagai bahan makanan hanya di daerah-daerah marjinal, sedangkan di kota-kota digunakan sebagai pakan burung peliharaan. Di NTT, jawawut masih dibudidayakan di Pulau Rote, Pulau Timpr, dan Pulau Sumba.
Setaria italica (L.) P. Beauv. ‘Foxtail Millet Group’, A: pertanaman, B: daun, C: batang, D: daun dan perbungaan, E: perbungaan, F: perbuahan, G; buah (biji) |
- Jawawut dan Tanaman Serealia Lain pada Gramene: | Rice | Maize | Wheat | Barley | Oats | Foxtail Millet | Pearl Millet | Rye | Sorghum | Wild Rice | Brachypodium | Oryza Species | Grape | Arabidopsis
- Jawawut pada eMonocot
Edisi revisi, diperbarui pada 27 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar di sini ...