Untuk melakukan pengenalan tumbuhan pada umumnya dan tanaman pada khususnya, bagian yang paling penting adalah bunga. Bunga terdiri atas bunga tunggal flower (floret untuk tumbuhan golongan rumput) dan bunga majemuk atau perbungaan (inflorescence).
Bunga Tunggal
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga seperti ini juga disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah: (1) kelopak bunga (calyx), terdiri atas daun kelopak (sepal), (2) mahkota bunga (corolla) yang biasanya tipis dan berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan, terdiri atas daun mahkota (petal), (3) alat kelamin jantan (androecium, dari bahasa Yunani andros oikia: 'rumah pria') berupa benang sari, dan (4) alat kelamin betina (gynoecium, dari bahasa Yunani gynaikos oikia: 'rumah perempuan') berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah (carpellum) yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik (stigma) untuk menerima serbuk sari (pollen). Tangkai putik (stylus) berperan sebagai jalan bagi serbuk sari menuju bakal buah. Bagian-bagian bunga sempurna dapat dilihat pada gambar berikut:
Bunga Majemuk atau Perbungaan
Rangkaian bunga merupakan semua bunga yang terdapat pada satu tangkai utama bunga (peduncle), memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, seperti daun, serta bagian-bagian yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan benangsari. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang, misalnya: (1) tangkai perbungaan (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk; bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga tunggal melekat, disebut sumbu perbungaan (rachis), (2) tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai tiap kuntum bunga individual, dan (3) dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun adalah, misalnya: (1) daun tangkai perbungaan (bract, bractea), yakni daun yang terdapat pada pangkal sumbu perbungaan, (2) daun tangkai bunga (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2 helai) yang terdapat pada pada pangkal tangkai bunga tunggal, (3) daun kelopak (sepal), bagian bunga tunggal yang menyerupai daun, (4) daun seludang (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae), (5) daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk, misalnya pada Asteraceae, dan (6) daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga, misalnya pada marga Hibiscus. Daun tangkai perbungaan (bractea ) maupun daun tangkai bunga bracteola) bisa mempunyai bentuk yang bervariasi, mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun tangkai yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut ebracteate. Perbungaan yang daun-daun tangkainya serupa atau hampir serupa dengan daun normal disebut frondose.
Berdasarkan pertumbuhan bunga pada bagian ujung bunga majemuk, dikenal adanya pertumbuhan monopodial dan simpodial. Berdasarkan pertumbuhan bunga pada bagian ujung ini, bunga majemuk dibedakan menjadi: (1) bunga majemuk tidak terbatas (indeterminate): pertumbuhan monopodial, yakni pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus, dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas, dan (2) bunga majemuk terbatas (determinate): pertumbuhan simpodial, yakni bunga yang paling ujung mekar dahulu dan layu, kemudian di bawahnya, lewat samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar, dan seterusnya. Bunga majemuk terbatas yang bunga tunggalnya mekar mulai dari bunga yang paling ujung (terminal) dan kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain dari bawah ke atas disebut akropetal, kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain mulai dari atas ke bawah disebut basipetal, dan apabila kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain mulai dari tengah-tengah ibu tangkai daun, disebut divergen. Bunga majemuk tak terbatas tidak memiliki bunga terminal yang sejati. Ujung ibu tangkai bunga biasanya berupa pucuk yang mengerdil (rudimenter). Kedudukan bunga terminal, dengan demikian, diisi oleh bunga subterminal (bunga di bawah pucuk).
Berdasarkan pola percabangannya, bunga majemuk dibedakan menjadi bunga majemuk sederhana dan bunga majemuk berganda (synflorescences). Bunga majemuk sederhana selanjutnya dibedakan menjadi bunga majemuk sederhana tidak terbatas (indeterminate) yang disebut racemose dan bunga majemuk sederhana terbatas (determinate) yang disebut cymose. Bunga-bunga majemuk berganda bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tak terbatas (racemose).
Perbungaan sederhana tidak terbatas disebut racemose karena bentuk-bentuk lainnya dapat diturunkan dari bentuk dasar yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur). Bentuk-bentuk lain dapat diturunkan dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau tangkai-tangkai bunganya. Perbungaan sederhana tidak terbatas dibedakan menjadi: (1) Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang, (2) Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-buga individual tak bertangkai (duduk), (3) Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung, (4) Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama, (5) Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang, (6) Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola, dngan bentuk variasi yang disebut bunga piringan (anthodium) pada Compositae, yaitu bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya, dan (7) Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal.
~
Perbungaan sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme (payung tambahan, dari bahasa Prancis cime yang berarti ‘puncak, paling atas’). Selanjutnya cymose dibedakan lebih lanjut atas: (1) Monochasium, jika hanya ada satu sumbu sekunder yang tumbuh, terdiri atas: (a) helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup), bila kuncup sekunder selalu muncul pada sisi yang sama, dengan variasi: drepanium (bunga sabit), bila tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh mengikuti satu bidang datar, (b) scorpioid cyme, bila kuncup sekunder muncul pada sisi-sisi secara bergantian, dengan variasi: cincinnus (salah satu penciri suku Boraginaceae dan Commelinaceae), bila tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh membentuk semacam spiral dan rhipidium (bunga kipas, seperti pada banyak anggota suku Iridaceae), bila tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh zigzag mengikuti satu bidang datar, (2) Dichasial cyme, bila ada dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan, terdiri atas: (a) dichasium (karakteristik suku Caryophyllaceae), bila sumbu sekunder juga dichasial dan double scorpioid cyme atau double helicoid cyme, bila sumbu sekunder monochasial, dan (3) Pleiochasium, bila terdapat lebih dari dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan.
Perbungaan majemuk sederhana terbatas ini juga bisa mengalami pemadatan sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga payung (umbel). Nama yang tepat, dengan demikian, adalah umbelliform cyme; tetapi secara sederhana biasanya disebut bunga payung saja. Sementara yang lain, bisa menyerupai bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid, yakni tandan dengan bunga terminal. Bunga ini sering secara tidak tepat disebut sebagai bunga tandan (saja).
Bunga berkas (fascicle, fasciculus) adalah tandan (raceme) atau payung tambahan (cyme) yang tereduksi, sehingga bunga-bunganya tumbuh berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai bunga. Berkas semu atau karangan semu (verticillaster) adalah bunga berkas yang memiliki struktur dichasium, yakni bunga-bunga yang terletak pada lingkaran sesungguhnya tersusun atas beberapa anak payung; bentuk ini umum dijumpai pada suku Labiatae (Lamiaceae). Karangan semu (verticillaster) yang ibu tangkai bunganya tereduksi bisa membentuk suatu bulir semu (spicate atau spicata), yang sering dianggap sebagai bulir (saja).
Bunga-bunga majemuk berganda (synflorescences) merupakan bunga majemuk yang bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose). Pola bunga majemuk berganda bisa berulang dua kali, tiga kali (berganda tiga), atau lebih. Beberapa bentuk bunga-bunga majemuk berganda sedemikian rumit sehingga sulit diusut akar polanya. Bunga majemuk berganda yang pola dasarnya berulang-ulang dikenal dengan sebutan double inflorescence. Bunga tandan berganda biasa disebut sebagai malai (panicle, paniculus), meskipun sesunggunya istilah malai mengacu pada bentuk yang hampir serupa dengan itu tetapi tidak benar-benar sama. Malai ini dapat terbentuk tanpa suatu ‘tandan ujung’ dan disebut homoeothetic, atau dapat berakhir dengan tandan ujung (yang menggantikan posisi bunga terminal) dan disebut heterothetic. Bunga payung berganda atau bunga payung majemuk adalah bunga payung (umbel) yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh bunga payung tunggal.
Malai yang sejati terbentuk dari bunga-bunga majemuk terbatas, bercabang-cabang dengan kuat dan tidak teratur dari atas ke bawah, tiap-tiap cabangnya memiliki sebuah bunga terminal. Malai rata (cymose corymb) adalah bunga cawan (corymb) terbatas, yakni dengan bagian-bagian pembentuknya yang berupa malai. Bunga lembing (anthela) adalah semacam malai rata dengan bunga-bunga di bagian tepi (lateral) yang lebih tinggi daripada bunga-bunga di bagian tengahnya.
Tandan yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrse atau thyrsus. Payung-payung tambahan sekunder ini bisa saja dari tipe-tipe yang mana saja dari bunga majemuk monochasia (satu sumbu) atau dichasia (dua sumbu yang tumbuh). Bunga botryoid yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrsoid. Bentuk-bentuk ini juga secara salah kaprah0sering disebut sebagai malai.
Tentu saja kombinasi bentuk-bentuk lainnya dimungkinkan. Sebagai teladan, bunga-bunga bongkol atau payung dapat saja terangkai dalam pola bunga cawan atau malai.
Suku Asteraceae (Compositae) mempunyai bentuk khusus bunga bongkol (capitulum) yang disebut bunga piringan (calathid atau calathidium), tetapi umumnya dikenal sebagai bunga bongkol saja. Suku Poaceae (Gramineae) memiliki perbungaan yang khas tersusun dari bulir-bulir kecil (spikelet) yang terangkai dalam malai atau bulir yang lebih besar; secara singkat disebut sebagai malai atau bulir saja. Marga Ficus (kerabat beringin, Moraceae) mengembangkan bunga periuk (syconium), yakni dasar bunga bersama (ujung ibu tangkai bunga) yang memipih, melebar, dan cekung membentuk periuk, di mana kuntum-kuntum bunga individualnya duduk di dalam rongganya, dan hanya terbuka sedikit di ujungnya (mulut periuk). Sementara marga Euphorbia membentuk cyathium (jamak: cyathia), suatu modifikasi bunga payung (umbella).
Pranala Luar:
Struktur bunga tunggal: bagian 1, bagian 2, dan bagian 3 dqri Botany 115 Terminology (Wayne's Word, Palomae College)
Struktur bunga majemuk: bagian 1 dan bagian 2 dari Botany 115 Terminology (Wayne's Word, Palomae College)
Bunga Tunggal
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga seperti ini juga disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah: (1) kelopak bunga (calyx), terdiri atas daun kelopak (sepal), (2) mahkota bunga (corolla) yang biasanya tipis dan berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan, terdiri atas daun mahkota (petal), (3) alat kelamin jantan (androecium, dari bahasa Yunani andros oikia: 'rumah pria') berupa benang sari, dan (4) alat kelamin betina (gynoecium, dari bahasa Yunani gynaikos oikia: 'rumah perempuan') berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah (carpellum) yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik (stigma) untuk menerima serbuk sari (pollen). Tangkai putik (stylus) berperan sebagai jalan bagi serbuk sari menuju bakal buah. Bagian-bagian bunga sempurna dapat dilihat pada gambar berikut:
Bagian-bagian bunga sempurna tumbuhan dikotil. 1. Bunga sempurna, 2. Kepala putik (stigma), 3. Tangkai putik (stilus), 4. Tangkai sari (filament, bagian dari benang sari), 5. Sumbu bunga (axis), 6. artikulasi, 7. Tangkai bunga (pedicel), 8.Kelenjar nektar, 9. Benang sari (stamen), 10. Bakal buah (ovum), 11. Bakal biji (ovulum), 12. Saluran penghubung (connective), 13. Serbuk sari (pollen), 14. Kepala sari (anther), 15. Perhiasan bunga (periantheum), 16. Mahkota bunga (corolla), 17. Kelopak bunga (calyx) |
Struktur dan bagian-bagian bunga dikotil asimetrik |
Struktur dan bagian-bagian bunga anggrek |
Struktur dan bagian-bagian bunga rumput |
Bunga Majemuk atau Perbungaan
Rangkaian bunga merupakan semua bunga yang terdapat pada satu tangkai utama bunga (peduncle), memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, seperti daun, serta bagian-bagian yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan benangsari. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang, misalnya: (1) tangkai perbungaan (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk; bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga tunggal melekat, disebut sumbu perbungaan (rachis), (2) tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai tiap kuntum bunga individual, dan (3) dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun adalah, misalnya: (1) daun tangkai perbungaan (bract, bractea), yakni daun yang terdapat pada pangkal sumbu perbungaan, (2) daun tangkai bunga (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2 helai) yang terdapat pada pada pangkal tangkai bunga tunggal, (3) daun kelopak (sepal), bagian bunga tunggal yang menyerupai daun, (4) daun seludang (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae), (5) daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk, misalnya pada Asteraceae, dan (6) daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga, misalnya pada marga Hibiscus. Daun tangkai perbungaan (bractea ) maupun daun tangkai bunga bracteola) bisa mempunyai bentuk yang bervariasi, mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun tangkai yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut ebracteate. Perbungaan yang daun-daun tangkainya serupa atau hampir serupa dengan daun normal disebut frondose.
Berdasarkan pertumbuhan bunga pada bagian ujung bunga majemuk, dikenal adanya pertumbuhan monopodial dan simpodial. Berdasarkan pertumbuhan bunga pada bagian ujung ini, bunga majemuk dibedakan menjadi: (1) bunga majemuk tidak terbatas (indeterminate): pertumbuhan monopodial, yakni pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus, dan bunga-bunga mekar dari bawah ke atas, dan (2) bunga majemuk terbatas (determinate): pertumbuhan simpodial, yakni bunga yang paling ujung mekar dahulu dan layu, kemudian di bawahnya, lewat samping, muncul tangkai bunga yang lebih muda dan mekar, dan seterusnya. Bunga majemuk terbatas yang bunga tunggalnya mekar mulai dari bunga yang paling ujung (terminal) dan kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain dari bawah ke atas disebut akropetal, kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain mulai dari atas ke bawah disebut basipetal, dan apabila kemudian diikuti dengan mekarnya bunga-bunga lain mulai dari tengah-tengah ibu tangkai daun, disebut divergen. Bunga majemuk tak terbatas tidak memiliki bunga terminal yang sejati. Ujung ibu tangkai bunga biasanya berupa pucuk yang mengerdil (rudimenter). Kedudukan bunga terminal, dengan demikian, diisi oleh bunga subterminal (bunga di bawah pucuk).
Berdasarkan pola percabangannya, bunga majemuk dibedakan menjadi bunga majemuk sederhana dan bunga majemuk berganda (synflorescences). Bunga majemuk sederhana selanjutnya dibedakan menjadi bunga majemuk sederhana tidak terbatas (indeterminate) yang disebut racemose dan bunga majemuk sederhana terbatas (determinate) yang disebut cymose. Bunga-bunga majemuk berganda bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tak terbatas (racemose).
Perbungaan sederhana tidak terbatas disebut racemose karena bentuk-bentuk lainnya dapat diturunkan dari bentuk dasar yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur). Bentuk-bentuk lain dapat diturunkan dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau tangkai-tangkai bunganya. Perbungaan sederhana tidak terbatas dibedakan menjadi: (1) Tandan (raceme, racemus, botrys), yakni dengan bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang, (2) Bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-buga individual tak bertangkai (duduk), (3) Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sedemikian sehingga permukaan atas bunga majemuknya mendatar atau agak menggembung, (4) Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama, (5) Tongkol (spadix), bulir dengan ibu tangkai yang menggembung; bunga-bunga duduk berjejalan, biasanya terlindungi atau dilengkapi dengan seludang, (6) Bongkol (capitulum), tandan atau tongkol yang mengerut, bunga-bunga terangkai serupa bola, dngan bentuk variasi yang disebut bunga piringan (anthodium) pada Compositae, yaitu bunga-bunga tabung di bagian tengah dan bunga-bunga pita di tepinya, dan (7) Untai (catkin, ament, amentum), bulir menggantung yang berisi bunga-bunga berkelamin tunggal.
Tandan (raceme) Epilobium angustifolium |
Bulir (spike) Plantago media |
Cawan (corymb) Iberis umbellata |
Payung (umbel) Astrantia minor |
| |||
Tongkol (spadix) Arum maculatum |
Bongkol (capitulum) Dipsacus fullonum |
Untai (catkin, ament) Alnus incana |
Perbungaan sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme (payung tambahan, dari bahasa Prancis cime yang berarti ‘puncak, paling atas’). Selanjutnya cymose dibedakan lebih lanjut atas: (1) Monochasium, jika hanya ada satu sumbu sekunder yang tumbuh, terdiri atas: (a) helicoid cyme atau bostryx (bunga sekrup), bila kuncup sekunder selalu muncul pada sisi yang sama, dengan variasi: drepanium (bunga sabit), bila tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh mengikuti satu bidang datar, (b) scorpioid cyme, bila kuncup sekunder muncul pada sisi-sisi secara bergantian, dengan variasi: cincinnus (salah satu penciri suku Boraginaceae dan Commelinaceae), bila tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh membentuk semacam spiral dan rhipidium (bunga kipas, seperti pada banyak anggota suku Iridaceae), bila tangkai-tangkai bunga yang baru tumbuh zigzag mengikuti satu bidang datar, (2) Dichasial cyme, bila ada dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan, terdiri atas: (a) dichasium (karakteristik suku Caryophyllaceae), bila sumbu sekunder juga dichasial dan double scorpioid cyme atau double helicoid cyme, bila sumbu sekunder monochasial, dan (3) Pleiochasium, bila terdapat lebih dari dua sumbu sekunder yang tumbuh bersamaan.
|
|||
Bunga sekerup (bostryx): tampak sisi dan atas Hypericum perforatum |
Bunga sabit (drepanium): tampak sisi dan atas Gladiolus imbricatus |
Cincinnus: tampak sisi dan atas Symphytum officinale |
Bunga kipas (rhipidium): tampak sisi dan atas Canna sp. |
Dichasium: tampak sisi Silene dioica |
Dichasium: tampak atas | Double cyme | Double cyme |
Perbungaan majemuk sederhana terbatas ini juga bisa mengalami pemadatan sedemikian rupa sehingga menyerupai bunga payung (umbel). Nama yang tepat, dengan demikian, adalah umbelliform cyme; tetapi secara sederhana biasanya disebut bunga payung saja. Sementara yang lain, bisa menyerupai bentuk tandan (botrys) sehingga disebut botryoid, yakni tandan dengan bunga terminal. Bunga ini sering secara tidak tepat disebut sebagai bunga tandan (saja).
Umbelliform cyme Pelargonium zonale |
Botryoid Berberis vernae |
Bunga berkas (fascicle, fasciculus) adalah tandan (raceme) atau payung tambahan (cyme) yang tereduksi, sehingga bunga-bunganya tumbuh berjejalan pada ketinggian yang kurang lebih sama di ibu tangkai bunga. Berkas semu atau karangan semu (verticillaster) adalah bunga berkas yang memiliki struktur dichasium, yakni bunga-bunga yang terletak pada lingkaran sesungguhnya tersusun atas beberapa anak payung; bentuk ini umum dijumpai pada suku Labiatae (Lamiaceae). Karangan semu (verticillaster) yang ibu tangkai bunganya tereduksi bisa membentuk suatu bulir semu (spicate atau spicata), yang sering dianggap sebagai bulir (saja).
Bunga berkas Gentiana lutea |
Karangan semu Lamium orvala |
Bulir semu Mentha longifolia |
Bunga-bunga majemuk berganda (synflorescences) merupakan bunga majemuk yang bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose). Pola bunga majemuk berganda bisa berulang dua kali, tiga kali (berganda tiga), atau lebih. Beberapa bentuk bunga-bunga majemuk berganda sedemikian rumit sehingga sulit diusut akar polanya. Bunga majemuk berganda yang pola dasarnya berulang-ulang dikenal dengan sebutan double inflorescence. Bunga tandan berganda biasa disebut sebagai malai (panicle, paniculus), meskipun sesunggunya istilah malai mengacu pada bentuk yang hampir serupa dengan itu tetapi tidak benar-benar sama. Malai ini dapat terbentuk tanpa suatu ‘tandan ujung’ dan disebut homoeothetic, atau dapat berakhir dengan tandan ujung (yang menggantikan posisi bunga terminal) dan disebut heterothetic. Bunga payung berganda atau bunga payung majemuk adalah bunga payung (umbel) yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh bunga payung tunggal.
Malai homeothetic Melilotus officinalis |
Malai heterothetic Hebe albicans |
Bulir majemuk Lolium temulentum |
Bongkol majemuk Echinops ritro |
Payung majemuk Laserpicium latifolium |
Payung majemuk ganda tiga |
Malai Vitis vinifera |
Malai rata (cymose corymb) Sambucus nigra |
Bunga lembing (anthela) Juncus inflexus |
Tandan yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrse atau thyrsus. Payung-payung tambahan sekunder ini bisa saja dari tipe-tipe yang mana saja dari bunga majemuk monochasia (satu sumbu) atau dichasia (dua sumbu yang tumbuh). Bunga botryoid yang kuntum-kuntum bunganya digantikan oleh payung-payung tambahan (cyme) disebut thyrsoid. Bentuk-bentuk ini juga secara salah kaprah0sering disebut sebagai malai.
Thyrse Aesculus hippocastanum |
Thyrsoid Syringa vulgaris |
Tentu saja kombinasi bentuk-bentuk lainnya dimungkinkan. Sebagai teladan, bunga-bunga bongkol atau payung dapat saja terangkai dalam pola bunga cawan atau malai.
Bongkol tersusun dalam cawan Achillea sp. |
Payung terangkai dalam malai Hedera helix |
Suku Asteraceae (Compositae) mempunyai bentuk khusus bunga bongkol (capitulum) yang disebut bunga piringan (calathid atau calathidium), tetapi umumnya dikenal sebagai bunga bongkol saja. Suku Poaceae (Gramineae) memiliki perbungaan yang khas tersusun dari bulir-bulir kecil (spikelet) yang terangkai dalam malai atau bulir yang lebih besar; secara singkat disebut sebagai malai atau bulir saja. Marga Ficus (kerabat beringin, Moraceae) mengembangkan bunga periuk (syconium), yakni dasar bunga bersama (ujung ibu tangkai bunga) yang memipih, melebar, dan cekung membentuk periuk, di mana kuntum-kuntum bunga individualnya duduk di dalam rongganya, dan hanya terbuka sedikit di ujungnya (mulut periuk). Sementara marga Euphorbia membentuk cyathium (jamak: cyathia), suatu modifikasi bunga payung (umbella).
Bunga piringan Matricaria chamomilla |
Bulir majemuk Triticum aestivum |
bulir dalam malai Oryza sativa |
Bunga periuk Ficus carica |
Cyathium Euphorbia tridentata |
Cyathia dalam bunga payung Euphorbia cyparissias |
Bulir palsu Coleus |
Pranala Luar:
Struktur bunga tunggal: bagian 1, bagian 2, dan bagian 3 dqri Botany 115 Terminology (Wayne's Word, Palomae College)
Struktur bunga majemuk: bagian 1 dan bagian 2 dari Botany 115 Terminology (Wayne's Word, Palomae College)